Rabu, 05 Desember 2012

makalah tetes mata



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Mata adalah organ manusia yang berfungsi sebagai alat indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas – berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaran serabut – serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat pengliahatan pada otak untuk ditafsirkan.
Selain itu mata juga sangat sensitive terhadap rangsangan terutama rangsangan – ransangan nyeri.mata juga rentan terhadap infeksi bakteri atau virus atau juga sering mengalami trauma karena benda – benda asing yang berupa butiran – butiran kecil seperti debu dan asap. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan menjelaskan berbagai cara dan prosuder pemberian obat mata yang benar baik berupa obat tetes, salep serta cara untuk melakukan irigasi pada mata yang mengalami infeksi atau iritasi.

1.2  Rumusan Masalah
1.       Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Mata ?
2.       Bagaimana Cara Pemberian Obat tetes mata ?
3.       Bagaimana Cara Pemberian Obat salep mata ?
4.       Bagiman Cara melakukan Irigasi mata ?

1.3  Tujuan
1.                  Untuk mengetahui Anatomi dan Fisiologi Mata.
2.                  Untuk mengetahui Cara Pemberian Obat tetes mata.
3.                  Untuk mengetahui Cara Pemberian Obat salep mata.
4.                  Untuk mengetahui Cara melakukan Irigasi mata.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
A.     Definisi
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian Visual.

B.     Struktur dan Fungsi
Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

·   Mata memiliki struktur sebagai berikut:
a.       Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
b.      Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
c.       Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
d.      Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
e.       Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
f.       Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
g.      Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
h.      Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
i.        Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
j.        Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.
Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.
Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.
Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.
Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan).
Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.

·   Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
1.      Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
2.      Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
     Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.
Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
a.       Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris
b.      Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.
            Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.


Otot, Saraf, dan Pembuluh Darah
ü  Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.
ü  Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
ü  Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
ü  Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
ü  Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.
ü  Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Struktur Pelindung
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
a.       Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
b.      Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
c.       Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
d.      Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.
e.       Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
2.2      Pemberian Obat Mata          
Obat yang biasa digunakan oleh klien adalah tetes mata dan salep. Meliputi preparat yang dapat dibeli bebas, misalnya air mata buatan dan vasokonstriktor ( Mis. Visine dan Murine ). Namun banyak klien menerima resep obat – obatan oftalmikunutk kondisi mata seperti Glaukoma dan untuk terapi setelah suatu prosedur, misalnya Ekstaksi katarak. Presentase besar klien yang menerima obat mata ialah klien lanjut usia. Masalah yang berhubungan dengan usia, termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan, dan kesulitan dalam memegang atau menggunakan botol obat. Mempengaruhi kemudahan lansia mengunakan obat mata secara mandiri. Perawat memberi penjelasan pada klien dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata. ( donnelly.1987 ).
Menganjurkan untuk memperlihatkan klien setiap langkah prosedur pemberian tetes mata untuk meningkatkan kepatuhan klien. Prinsip berikut dapat diikuti saat akan memberikan obat mata.
1.         Kornea mata banyak disuplai serabut saraf nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, perawat menghindari memasukkan bentuk obat mata apapun secar langsung ke kornea.
2.         Resiko penularan infeksi dari suatu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata tube salep.
3.         Perawat menggunakan Obat hanya untuk mata Terinfeksi.

Berikut ini adalah cara atau prosedur tindakan yang bisa digunakan perawat dalam memberikan obat pada mata :

Obat Tetes Mata da Salep Mata
Pemberian obat pada mata dengan memberikan tetes mata atau salep mata. Prosedur ini dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, pengukuran refraksi dengan cara melemahkan otot lensa, juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
a.       Persiapan alat
1.      Obat dalam tempatnya ( tetes steril atau salep )
2.      Plester
3.      Kain kassa
4.      Kertas tissue
5.      Balutan
6.      Sarung tangan steril
7.      Kapas pelembab
8.      Air hangat
b.      Persiapan Pasien dan lingkungan
1.      Menjelaskan maksud dan tujuan
2.      Menjelaskan prosedur tindakan
3.      Minta persetujuan
4.      Memposisikan pasien pada posisi yang memungkinkan
5.      Menyiapkan lampu/penerangan
c.       Prosedur tindakan
1.   Cuci tangan
2.   Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dan posisi perawat di samping kanan pasien
3.   Pakai Sarung tangan
4.   Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab( atau tissue ) dari sudut luar mata ke arah hidung, bila sangat kotor basuh dengan air hangat.
5.   Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakann ibu jari atau jari telunjuk di atas tulang orbita.
6.   >>>  Obat Tetes Mata
ü  Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva seseuai dosis.
ü  Minta pasie untuk menutup mata dengan perlahan ketika mwenggunakan tetes mata.
Pemberian obat pada mata ( sumber kathlen Hoerth Belland & Marry Ann Wells. 1986 )
>>> Obat Salep Mata
ü  Bila menggunakan obat mata jenis salep, pegang aplikator di atas tepi kelopak mata.
ü  Tekan tube hingga obat keluar dan berikan pada kelopak mata bawah
ü  Setelah selesai anjurkan pasien untuk melihat ke bawah
ü  Secara bergantian, berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan nmenggosok kelopak mata.
7.   Tutup mata dengan kassa bila perlu.
8.   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
9.   Catat prosedur dan respon pasien.


Irigasi pada Mata
            Irigasi dilakukan dalam rangka untuk pencucian konjungtiva dengan memakai spuit khusus atau spuit dengan tabung yang besar.
a.       Persiapan alat
1.      Tabung steril tempat cairan
2.      Cairan irigasi 60 – 240 cc dengan suhu 37 0C
3.      Spuit steril
4.      Bengkok
5.      Bola kapas
6.      Cairan normal saline
7.      Perlak pengalas
8.      Lampu senter
9.      Sarung tangan
b.      Persiapan Pasien dan Lingkungan
1.                                                                  Menjelaskan maksud dan tujuan
2.                                                                  Menjelaskan prosedur tindakan
3.                                                                  Minta persetujuan pasien
4.                                                                  Menyiapkan lampu penerangan
5.                                                                  Memposisikan pasien pada posisi yang memungkinkan untuk tindakan.
c.       Prosedur tindakan
1.      Cuci tangan
2.      Pakai sarung tangan
3.      Pasang perlak dan pengalas
4.      Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dan posisi perawat di samping kanan pasien
5.      Kaji keadaan mata pasien dengan menggunakan lampu senter
6.      Bersihkan kelopak mata dengan jari telunjuk dan ibu jari
7.      Semprotkan perlahan cairan irigasi ke kantong konjunctiva dari kantus dalam ke arak kantus luar, lakukan sampai bersih.
8.      Anjurkan pasien berkedip – kedip
9.      Bersihkan kelopkak dengan kapas kering
10.  Dokumentasikan tindakan yang telah di lakukan.










BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian Visual.
Obat yang biasa digunakan oleh klien adalah tetes mata dan salep mata. Prosedur ini dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, pengukuran refraksi dengan cara melemahkan otot lensa, juga digunakan untuk menhilangkan iritasi mata. Irigasi dilakukan dalam rangka untuk pencucian konjungtiva dengan memakai spuit khusus atau spuit dengan tabung yang besar.

3.2 Saran
            Pengobatan pada mata harus di lakukan secara hati – hati dan harus di lakukan dengan prosedur yang benar. Oleh Karena itu, perawat di haruskan mengetahui dan menguasai prosedur dalam memberikan obat pada mata.














DAFTAR PUSTAKA




Perry, Potter.2006. Fundamental Keperawatan. Vol.1.Jakarta:EGC
Aziz Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah.2005.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC
Anonim.2009.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/mata.di akses tanggal 01 april 2010 Pukul 20:00
Anonim.2010.http://andaners.wordpress.com/w/81/asuhan-keperawatan-pada-penyakit-mata. Diakses tanggal 01 april 2010 Pukul 20:10


Tidak ada komentar:

Posting Komentar